Gemz Wardh

Live From Us to you who really care about word and life.

Powered By Blogger

Bentuk kepemilikan bisnis

Saat kita-kita ini akan memulai buat membangun sebuah usaha mungkin yang satu ini tidak bisa kita lewatkan begitu saja. Yaa…bentuk usaha mempengaruhi langkah dan strategi kita sebelum mulai melangkah. Apalagi kalo di Indonesia, mungkin di semua negara, usaha belom gedhe tapi udah ada aja tarikan, pungutan, pajak, dsb. Sampe-sampe kita bingung bukan karena ga dapet pembeli tapi karena saking banyaknya pungutan-pungutan baik liar maupun jinak. Pungutan tersebut atau istilah kerennya pajak juga berbeda-beda tergantung bentuk dan jenis usaha yang kita jalankan. Ada beberapa bentuk usaha yang mungkin bisa anda jadikan pilihan saat membangun perusahaan anda diantaranya adalah:

Perusahaan perseorangan

Bisnis ini dimiliki oleh satu orang dimana pemiliknya disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan kudu mau menerima tanggung jawab penuh atas kinerja perusahaan (ya iyaaa laah…..). Ada beberapa tips untuk menjadi pemilik perusahaan perseorangan yang tangguh. Simpel aja siiih, berdoa! hehehe….Selain itu kalian kudu punya kemampuan yang mumpuni dalam berkomunikasi, teliti, rapi berorganisasi serta kepemimpinan yang kuat, dsb yang banyak banget kalo kudu disebutin atu-atu. Yang jelas kalo mau usahanya jalan kudu jadi pribadi yang “kuat” pula. Oiya untuk sukses bisa juga anda ngenger dulu di perusahaan yang lebih besar atau perusahaan saingan. Contohnya misal manajer restoran A biasanya mendirikan restoran sendiri dengan nama baru M gituu (kenapa harus M ? dan kenapa harus ada kata gituu?). Pengalaman di bidang manajer tentunya sangat kritis untuk mengerti persaingan dan perilaku pelanggan dalam pasar tertentu.

Keuntungan bentuk usaha ini adalah sistemnya simpel, ga ruwet. Kaitannya ntar ama dokumen-dokumen yang akan dipenuhi ketika ngedaftarin perusahaan kita. Pengendalian seutuhnya dari kita sebagai pemilik perusahaan. Pajak bentuk usaha ini juga relatif rendah daripada bentuk usaha yang lain. Yang terakhir, kalo ada keuntungan maka keuntungan itu bakalan menjadi milik kita sepenuhnya. Ga usah tolah-toleh deeh…wkwkwkwk.

Menjadi masalah adalah saat perusahaan kita merugi. Yang dikejar-kejar ama penagih hutang sapa lagi kalo bukan kita sendiri. Kalo diri kita sendiri siih masih mending, gmana kalo istri, anak, maupun anggota keluarga kita yang kita sayangi yang ikut kena getahnya….? Karena modalnya juga milik pribadi, maka dananya juga terbatas. Maka dari itu untuk usaha skala besar bentuk usaha ini kurang begitu cocok dan amat sangat tidak disarankan sekali.

Bersambung....

(By Wardhana)