Gemz Wardh

Live From Us to you who really care about word and life.

Powered By Blogger

Banjir

Senin sekitar awal tahun 2013. Pagi sekitar pukul setengah lima pagi, mata ini agak sulit untuk terbuka saat itu di sebuah kamar kos berukuran 3x3 m yang terletak paling pojok belakang kompleks rumah kos tersebut. Suasana kamar gelap gulita, tidak ada suara kipas angin yang biasa aku nyalakan untuk melindungi tidurku dari gerahnya cuaca Pamanukan meskipun pada pagi hari. Dari luar terdengar suara air hujan yang turun cukup deras sejak minggu malam membuat mata ini justru ingin semakin terlelap. Namun tiba-tiba terdengar suara orang berteriak di luaran sana. Kurang jelas terdengar apa yang diucapkan karena suara hujan selain itu kondisi nyawa yang belum sepenuhnya kembali ke raga yang terlelap semalaman. Suara itu semakin dekat dan dekat dan dekat. Aku terus terang setengah ketakutan karena di rumah kos itu hanya ada 2 kamar yang terisi. Membayangkan antara suara perampok, orang gila dan lain sebagainya terlintas di pikiran ku. Degdeg....degdeg...degdeg...semakin dekat suara itu menghampiri. Selain suara teriakan yang membangunkan mataku kedatangan suara tersebut diikuti oleh suatu suara lain yang membuat saya semakin merinding. Kecipak...kecipak...serrr...serr...kecipak...Semakin dekat suara teriakan itu semakin jelaslah apa yang dimaksud. BANJIR!! BANJIR!!

Ini adalah pengalaman kebanjiran pertama yang pernah saya alami. Saya bangun dengan memanggil sebagian jiwa saya yang tercecer tadi, kubuka pintu dan saking gelapnya saya ngga keliatan halaman depan kosan dan motor saya. Setelah saya menemukan senter barulah saya tau bahwa banjir memang sudah datang. Air mengalir dengan deras. Saat itu air masih cukup untuk sekedar merendam telapak kaki. Saya melangkah keluar halaman untuk melihat keadaan sebenarnya. Ternyata jalanan sudah setinggi lebih dari mata kaki. Langsung saya lari ke kamar mengamankan barang-barang elektronik saya yang masih ada di bawah seperti TV, hp, laptop, charger dsb sambil gelap-gelapan dan hujan masih turun. Saya panik karena memang ini baru kali pertama saya mengalaminya. Sebelumnya saya tinggal di Kota Malang yang notabene merupakan dataran tinggi dan jarang mengalami banjir. Semuanya sudah berada di atas. Kasur yang beralaskan triplek pun mengambang, basah. Sebentar saja air sudah setinggi dengkul. Air sudah hampir masuk kedalam knalpot supra fit yang sudah distandart tengah. Takut akan semakin tinggi saya pindahin lagi barang-barang ke rumah ibu kos lantai 2. Syukur lah ada lantai dua nya yang akhirnya jadi tempat penampungan beberapa warga sekitar yang ikut kebanjiran.

Kurang lebih tiga hari saya ngga ke kerja, Terisolasi ngga bisa keluar kemana-mana. Air mati, karena dikosan pake air pompa. Pompanya ikut kerendem pas banjir kemaren. SK Direksi milik saya juga kerendem, karena saya baru inget kalo dokumen SK saya taruh di laci lemari paling bawah. Selama tiga hari 3 malam tersebut saya tidur di lantai 2 rumah induk Ibu Kos. Hujan masi sering turun sehingga banjir ga surut2. Banjir saat itu lebih dikarenakan jebol nya tanggul di suatu wilayah akibat meluapnya debit air. Pamanukan kan dataran rendah, deket pantai, jadi air dari wilayah atas mengalir ke laut lewat aliran sungai di Pamanukan. 

Nah, kalo ada bencana itu yaa sebenernya perlu dibentuk tim tanggap bencana di lingkungan RT/RW atau perangkat pemerintahan yang terkecil lainnya. Saat itu menjadi bencana Nasional kalo ngga salah. Bantuan pada dateng, cuma turunnya di Kantor Kecamatan. Sedangkan, kami posisi nya untuk ke kantor kecamatan itu kurang lebih 3-5 Km an. Dan lucunya, angkutan yang membawa bantuan itu lewat di jalan depan komplek kami. Bantuan itu rata2 cuma beredar ke radius terdekat dengan pusat bantuan. Ring 1 di titik pengungsian. Buat yang bertahan dirumah-rumah ya jarang kebagian bantuan. everybody think about their self actually. Dan rata2 kita akan menjadi akrab satu sama lain justru ketika terjadi bencana tersebut. Ketika bantuan datang dan akan dibagi, mulailah keluar beringas nya sifat manusia.. Egois, serakah, dsb mulai muncul. 

Setelah banjir surut kurang lebih 3-4 hari an, muncul masalah lain yaitu keterbatasan air bersih, listrik masi sering padam, baterai HP udah off, ngga ada yang bisa dilakukan selain menjalani hari hari sembari membersihkan sisa-sisa banjir. Bersihin gimana kalo ngga ada air bersih ya kan?



Pisah Sambut 2015-2016

Eksekutif 4, 13 B kereta api Lodaya tanggal 31 desember 2015. Tempat duduk single paling belakang dan menghadap ke depan. Tujuan akhir ke jogja, nyampe kira2 waktu subuh esok hari nya. Artinya..yaak, malam tahun baru diatas kereta,sndirian,cukup melow lah yaak..hahah..

Ketika memandang ke luar jendela smbil membayangkan apa yg akan dilihat diluar nanti,tiba2 kepikiran tentang resolusi 2016. Hmm..definisi dri resolusi itu sendiri saya ngga paham. Sy malah kepikiran apa yg saya inginkan terjadi di tahun 2016. Untuk mengetahuinya saya juga memikirkan apa aja yg sudah terjadi di tahun 2015. 

Seorang adek tingkat baru saja memperlihatkan semacam surat pernyataan penerimaan kuliah master di Osaka University dan yaa...saya iri. Bukan master nya, tapi tinggal/pergi ke jepang nya. Planning si ud ada,itung2 harga tiket, cari destinasi, cari motivasi. Kalo dia udah rada tenang dan bisa di mampiri barulah berangkat. Rencananya gitu. Belajar bahasa jepang, nabung duit juga mulai diatur. Pernah kepikiran untuk ikut ambil kuliah S2 juga di jepang, tapi rada pesimis sama kemampuan intelektual dan finansial. Lagipula bukan kuliah nya yg bikin saya tertarik,tapi kehidupannya,budaya kerja nya,semangat inovasinya. Pernah nnton The Last Samurai kan? Bagaimana sang Lakon yg terbangun di markas para samurai, kemudian berjalan2 dan ketemu dengan masyarakatnya yang rajin,orang nanem padi, ya itu...(opone..).

Kedua terkait pekerjaan. Saya pengen pindah dari Subang. Udah 3 tahun e. Kepingin pindah ke jawa timur. Dalam doa yg saya selipkan itu adalah pindah ke tempat kerja yg stabil secara politik di internal maupun eksternal, bidang kerja yg sesuai dengan passion,tim kerja yg solid dan bahu-membahu, orang2 yg bekerja secara ikhlas dan jujur, efektif dan efisien, dan lingkungan kerja yang serius tapi santai seperti layaknya sebuah keluarga yang proffesional, tempat kerja yang dekat dengan orang tua di Malang sekaligus dekat dengan calon istri dan keluarganya. Apa? Ada yang protes karena terlalu banyak maunya? Maaf ya, ini urusan saya sama Tuhan saya, Allah. Sebenarnya semua bisa disimpulkan menjadi sebuah kalimat yaitu diberikan tempat yg terbaik,tapi..sekali lagi itu bukan urusan anda,daripada anda membatin dan berkomentar negatif,lebih baik doakan saya! Atau jika anda punya koneksi dan kemampuan kekuatan maka pindahin saya ke Jatim yang anu, yang anu sesuai yang saya inginkan dalam doa saya. Kapan hari saya ngimpi semua orang yg saya kenal di Subang, pindah satu persatu, hingga smuanya pergi. Tapi dari sekian banyak orang hanya saya yg ngga ikutan dipindah. Syukurlah itu cuma mimpi, dan biasanya yg terjadi di dunia nyata adalah kebalikan dari apa yang terjadi di dunia mimpi. Sorekara, Semoga segera terwujud...AMIN! (Pak Amin, langsung noleh).

Ketiga sudah saya singgung di keinginan kedua. Segera menikah. Hm..aturan majapahit dan sunda galuh terkadang terasa merepotkan,tapi mau gimana lagi, bahkan itu pesan utama dan paling utama. Kesehatan jadi nomer 2 waktu itu. Akhir2 ini saya kepikiran meskipun ngga ada aturan itu apa iya genre kehidupan yg satu ini akan berjalan lancar? Terus terang saya pesimis. Latar belakang nama beken perusahaan ini juga kayaknya kurang membantu ee..jadi kepikir,buat apa kerja di perusahaan pelat merah beken tapi ngga menjual sebagai calon mantu idaman?jadinya kayak ngga ada yang membanggakan gitu sama pekerjaan di perusahaan ini. Udah produk kualitasnya jelek, sering di komplain, sistem kerja ujung tombok dsb. Ini juga yg jadi latar belakang supaya bisa dapet kerjaan yg sesuai passion. Cuma finansial sebenernya yg tercukupi disni. Alhamdulillah.

Dari kesemuanya sebenarnya kalo dilihat ngga ada tujuan akhirnya. Hidup ini mau ngapain itu bingung. Ini yang bikin cemas. Terus terang planning masa depan mau ngapain, termasuk mau berkarier kah, mau wirausaha, mau ahli ibadah, mau apa itu bingung. Orang ngga punya tujuan itu hidupnya susah, terombang-ambing,makanya saya bingung. 2016 saya pengen semua nya jelas. Kalo memang mau nya tetap bertahan di pekerjaan ini, ya harus jelas dan mantep. Kalo mau resign juga musti mantep. Kalo aja resign sekarang, nti mau ngapain juga bingung. Intinya saya dan kita semua butuh kepastian. Jadi, 2016 itu butuh kepastian. Semuanya di tahun ini harus ada kepastian. Tahun ini akan banyak pengambilan keputusan juga pastinya...Pengambilan keputusan akan mendapatkan kepastian